Bagi
masyarakat kelas menengah keatas, mungkin belum begitu terasa secara nyata. Karena
secara ekonomi mereka masih memiliki simpanan yang cukup dalam melanjutkan
hidup. Bagi masyarakat menengah kebawah hal ini akan terasa sekali dalam
kehidupan sehari-hari.
Bila
jadi, rencana kenaikan BBM bensin sebesar Seribu Lima Ratus Rupiah, sehingga
harga awalnya dari empat ribu lima ratus rupiah menjadi enam ribu rupiah
memberikan nilai kenaikan sebesar 25 persen, yang bisa memberikan dampak
kenaikan biaya operasional sehari-hari.
Kenapa
pemerintah bersikeras menaikkan harga BBM ketimbang menyelenggarakan konversi
BBM menuju BBG atau bahan bakar gas, yang berlaku bagi pemilik mobil yang
notabene mewakili masyarakat kelas menengah keatas?
Hal
ini dikarenakan secara infrastruktur, pemerintah belum siap untuk menyediakan
alat konversi BBG. Selain itu, tidak mungkin pemerintah memberikan peraturan
yang bersifat memaksa secara mendadak, hanya dalam waktu tiga bulan sebelum
masa berlakunya. Di negara manapun, pengenalan akan suatu produk perundangan
membutuhkan waktu antara enam bulan sampai dengan 3 atau lima tahun. Hal ini
dimaksudkan agar warga terkait bisa memahami dan menyadari maksud dari
peraturan pemerintah, sekaligus juga agar keputusan bisa berjalan dengan wajar
tanpa mengalami gejolak yang berarti.
Kenaikan
BBM ini akan memberikan dampak yang nyata secara multi sektoral dan bukannya
tidak mungkin akan mengarah pada gejolak multi dimensi. Kita akan membahas
seberapa besar pengaruh kenaikan BBM dari beberapa faktor berikut ini.
Dampak yang dirasakan dari segi Ekonomi adalah sebagai berikut:
Kenaikan BBM secara pasti akan menaikkan biaya operasional
sehari-hari. Pengaruh yang sangat terasa adalah
- kenaikan biaya transportasi jalan raya,
- diikuti dengan kenaikan biaya listrik dan air,
- kenaikan tarif tol,
- kenaikan sembako (sembilan bahan pokok).
Bilamana
kenaikan ini tidak diserta dengan kenaikan pendapatan, maka akan menambah
jumlah penduduk miskin di Indonesia. Bilamana seorang kepala keluarga dengan
dua orang anak setingkat SD/SMP, memiliki penghasilan per bulan satu juta lima
ratus ribu. Maka kenaikan biaya hidup sebesar 15 sampai dengan 25 persen per
bulan pasti akan menambah jumlah hutang mereka. Dengan asumsi kebutuhan per
bulan sebesar 1,6 juta, akan menambah jumlah hutang sebesar 200 sampai dengan
300 ribu sebulan. Belum lagi bila ditambahkan dengan kenaikan biaya pendidikan,
maka akan kita lihat lebih banyak lagi warga miskin di negeri ini.
Di
bidang industri
Bilamana hal ini tidak terjadi perbaikan, di masa mendatang akan meningkatkan biaya operasional (overheat production), sehingga akan terjadi pengurangan jumlah buruh dan menaikkan jumlah pengangguran di Indonesia.
- akan menambah biaya transportasi bahan baku dan pada distibusi barang jadi kepada masyarakat luas di satu sisi,
- tingkat daya beli masyarakat akan mengalami penurunan, sehingga bisa terjadi penumpukan barang-barang produksi.
Bilamana hal ini tidak terjadi perbaikan, di masa mendatang akan meningkatkan biaya operasional (overheat production), sehingga akan terjadi pengurangan jumlah buruh dan menaikkan jumlah pengangguran di Indonesia.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar