Minggu, 12 Januari 2014

Pelanggaran Kode Etik Disekitar (Global)

Kamis, 9 Januari 2014
           Seperti biasanya setiap hari Kamis adalah jadwal saya kuliah di J5 (Cakung). Berangkat dan pulang kuliah selalu bersama Triyas Juwita, teman sekelas saya yang kebetulan rumah kami searah. Ketika perjalanan pulang dari kampus menuju rumah, ditengah perjalanan kami menemui  dua orang pemuda yang sedang mengendarai motor yang tidak sesuai jalurnya. Dimana jalur kiri untuk jalur pelan dan jalur kanan untuk jalur cepat. Posisi si pemuda tersebut berada di jalur kanan namun dengan kecepatan yang pelan dan memberikan sen kiri.  Ketika saya dan Triyas sudah mendekati pengendara itu tiba-tiba si pengendara membuat kita bingung ingin mengambil kjalur sebelah mana, ingin minggirkah atau tetap berada di jalur kanan. Ketika kami makin mendekat dengan pengendara tersebut, si pemuda tiba-tiba mengerem mendadak dan kita pun menabrak motor si pemuda tersebut. Dan ada motor yang  berada dibelakang kami hampir menabrak kami tapi beliau berhasil menghindar. Akhirnya si pemuda tersebut dimarahi oleh pengendara lain yang berada dibelakang kami. Itulah pelanggaran yang terjadi dijalan raya yang saya alami sendiri, bahwa banyak orang yang belum mengerti aturan mengendarai sepeda motor dengan baik dan benar.

Sabtu, 11 Januari 2014
          Ketika perjalanan pulang dari kampus J1 (Kalimalang) menuju rumah. Saya melihat ada anak usia 7 tahun menggendong adiknya yang masih balita di lampu merah. Kemudia anak kecil itu meminta-minta pada pengendara lain yang berhenti di lampu merah. Sementara Ibunya, mengumpat di tempat lain. Selain itu saya juga melihat pengendara lain yang menyelipkan handphone di helm sambil ia berbicara. Saat lampu merah berubah menjadi lampu hijau pengenara tersebut tidak menaruh handphone disakunya namun ia biarkan menempel di helm dan langsung jalan begitu saja sambil mengobrol dengan lawan bicaranya di telp. Dan kecepatam si pengendara pun cukup tinggi karena beliau mengambil jalur kanan. Kondisi tersebut sangat membahayakan dirinya sendiri dan pengendara lain, karena fokus si pengendara yanh sedang menelpon akan terbagi menjadi dua. Kemudian saya juga melihat banyak angkot yang berhenti tidak pada tempatnya. Bahkan angkot tersebut sengaja berhenti dijalan untuk menunggu penumpang yang ingin menaiki angkotnya. Situasi tersebut membuat macet jalan raya dan menutup jalan untuk pengendara lain. Sehingga macet yang berkepanjangan pun tak terhindarkan. Dan saya juga menemui helf yang suka minggir seenaknya tanpa memberikan lampu sen terlebih dahulu untuk mengambil jalur kiri kemudian menurunkan penumpangnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar