Pengertian Makna Denotasi
Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat yang denotatif tidak mengalami perubahan makna. Atau secara singkat makna denotasi diartikan sebagai makna sebenarnya. Makna sebenarnya yang dimaksud adalah makna dasar kata yang terdapat dalam kamus (KBBI)
Makna denotasi adalah makna suatu kata sesuai dengan konsep asalnya, apa adanya, tanpa mengalami perubahan makna atau penambahan makna. Makna denotasi disebut juga makna lugas.
Contoh:
Contoh kata bermakna konotasi dan denotasi dapat dilihat pada tabel berikut.
Kata
|
Denotasi
|
Konotasi
| ||
Kalimat
|
Makna
|
Kalimat
|
Makna
| |
Akar
| Akar pohon ini dapat dibuat obat | Bagian tumbuhan yang tertanam | Carilah akar permasalahan itu. | Asal mula |
benalu
| Dahan pohon mangga itu dipenuhi benalu | Tumbuhan yang menumpang pada tanaman lain dan merugikan | Ia hanya menjadi benalu dalam keluarga itu | Orang yang kehadirannya kurang member manfaat. |
boneka
| Ayah menghadiahi adik boneka yang lucu | Tiruan anak untuk permainan | Sumatera Timur adalah salah satu Negara bonekapemerintah kolonial pada masa lalu | Negara yang hanya menjadi mainan Negara lain |
bumerang
| Penduduk asli Australia pandai menggunakan bumerang | Senjata lempar berbentuk lengkung asli dari Australia | Kesaksiannya di pengadilan akan menjadi boomerang bagi kariernya di masa depan. | Perbuatan yang merugikan diri sendiri. |
cermin
| Dinding ruangan itu dipenuhi cermin | Kaca untuk melihat bayangan benda | Kegigihan RA Karini menjadi cermin bagi perjuangan kaum wanita modern | Teladan, pelajaran |
dalang
| Asep Sunandar Sunarya adalah dalang wayang golek | Orang yang memainkan wayang | Dalang kerusuhan itu telah ditangkap | Pemimpin suatu gerakan |
empedu
| Banyak orang percaya empedu ular mengandung khasiat | Zat yang dihasilkan hati untuk mencerna lemak | Kenyataan hidup itu ia terima dengan ikhlas, walau rasanya bagaikan empedu. | Kenyataan yang pahit dan menyakitkan |
ganjil
| Lima adalah bilangan ganjil | Gasal, tidak genap | Tingkah laku pemuda itu terlihat ganjil | Aneh, tidak seperti biasanya. |
gelap
| Gelap benar kamar ini | Tidak ada cahaya |
| Belum jelasMenggunakan uang secara tidak sah |
hanyut
| Beberapa rumah hanyut terspu banjir bandang. | Terbawa oleh arus banjir | Ia hanyut dalam lamunannya | asyik |
jalan
| Jalan menuju ke desa itu curam dan berkelok-kelok | Tempat lalu lintas | Perundingan antar dua Negara itu menemui jalan buntu | Belum ada pemecahan |
jauh
| Rumah kami jauh dari pusat kota | Jarak yang panjang | Hubungan antara ayah dan anak itu tampak jauh. | Hubungannya kurang dekat/akrab |
kacamata
| Kacamata ayah tertinggal di kantor. | Lensa tipis, untuk memperjelas penglihatan | Pandanglah masalah itu dari kacamata seorang anak | Sudut pandang |
kandas
| Kapal penumpang itu kandas di tengah laut | terlanggar | Cita-citanya kandas di tengah jalan | gagal |
kartu
| Setiap pemegan g kartu belanja akan mendapat diskon 10 % | Kertas tebal untuk berbagai keperluan | Kartu as koruptor itu sudah ada di tangan jaksa | Senjata untuk menjatuhkan lawan |
kedok
| Kawanan perampok itu semuanya memakai kedok | Topeng untuk menutup mata | Senyumannya hanya sebagai kedok untuk memuluskan renacananya | Sebuah perbuatan untuk menutupi maksud sebenarnya |
kiri
| Tangan kiri Ida terkilir | Arah, lawan kanan | Orang- orang yang berhaluan kiri mendapat sorotan tajam dari pemerintah | Golongan berhaluan sosialisme |
lapuk
| Gubuk itu roboh karena tiang-tiangnya sudah lapuk | Rusak karena dimakan usia | Pola piker orang itu sudah lapuk | Ketinggalan zaman |
licin
| Ina tergelincir karena lantainya licin | Permukaan halus; berlendir | Komplotan perampok itu sangat licin | Tidak mudah ditangkap |
mangsa
| Tikus sering menjadi mangsa ular | Binatang yang menjadi makanan binatang lain | Sepeda motor yang tidak menggunakan kunci ganda menjadi mangsa pencuri | Sasaran perbuatan jahat |
matang
| Mangga itu dibiarkan masak di pohon | masak | Ilmu beladirinya sudah matang | Pendidikan sudah lengkap |
miring
| Tiang ini agak miring | Rendah sebelah | Pemuda itu otaknya sudah miring | Kurang waras |
Pagi
| Burung-burung berkicau pagi hari | Awal hari | Mereka terlalu pagi untuk menarik kesimpulan seperti itu | cepat |
pahit
| Ayah senang minum kopi pahit. | Rasa tidak sedap seperti empedu | Ia berusaha mengubur pengalaman pahit itu | Tidak menyenangkan |
perut
| Perut Andi mulas. | Bagiana tubuh di bawah dada | Waktu Ayahmu masuk SD, ibu masih dalam perut. | rahim |
pusing
| Pusing kepalaku mencium bau sampah itu | Sakit kepala | Saya pusing menghadapai tingkah laku anak itu. | Tidak dapat berpikir |
raba
| Dokter meraba bagian kepala pasien itu. | menjamah | Aku tidak dapat meraba isi hatinya. | menduga |
ringan
| Menja ini ringan | Dapat dingakat dengan mudah |
| MudahJumlahnya sedikit |
sarang
| Bisnis sarang burung wallet sangat menggiurkan | Tempat unggas bertelur atau memelihara anaknya | Polisi sedang mengepung sarang gerombolan pengacau | Tempat kediaman |
senjata
| Polisi menemukan sepucuk senjata | Alat untuk berkelahi atau perang | Anak kecil itu dijadikan senjata untuk mencari belas kasihan orang lain. | Sesuatu yang dipakai untuk mencapai suatu maksud |
serong
| Parkirkan mobilmu agak serong ke kiri | Tidak lurus ( arah ) |
| Curang, tidak jujurTidak setia |
silau
| Silau mata apabila memandang matahari | Terlampau terang cahayanya | Diasilau dengan ketampanannya sehingga mau saja dikawini. | terpesona |
suara
| Suara Krisdayanti sangat merdu | Bunyi yang keluar dari mulut manusia | Pemimpin harus mau mendengar suara rakyatnya. | Pendapat, inspirasi |
sunat
| Anak itu sudah disunat | dikhitan | Pesangon karyawan disunat oleh oknum yang tidak bertanggung jawab | Dipotong secara tidak sah |
suram
| Cahaya di kamarmu suram | Kurang kuat cahayanya | Hidupnya semakin hari semakin suram | Tidak tentu |
tenggelam
| Perahu nelayan tenggelam setelah diserang topan badai | karam |
| Asyikhilang |
tiang
| Tiang antene dirumahku terbuat dari besi | Tonggak panjang yang dipancangkan | Salat adalah tiang agama | Sesuatu yang menjadi pokok kehidupan |
tumpul
| Pisau ini sudah tumpul | Tebal bagian yang tajam | Pikirannya sangat tumpul | bodoh |
ujung
| Ujung jari ibu teriris pisau | Bagian penghabisan dari suatu benda | Saya sudah bisa menebak ceritanya | Maksud, tujuan |
wajah
| Wajahnya tampak berseri | muka | Jakarta adalah wajah Indonesia | Gambaran umum yang tampak |
sumber :
http://organisasi.org/pengertian-makna-denotatif-konotatif-lugas-kias-leksikal-gramatikal-umum-dan-khusus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar